Wisuda Sarjana STITMU Bangkalan
Bangkalan, AL-KHODIJAH : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Miftahul Ulum (STITMU) Modung, Bangkalan, Sabtu (15/10) mewisuda mahasiswanya. Dalam pelaksanaannya kali ini, sebanyak 58 orang wisudawan dan wisudawati berhak menyandang gelar sarjana penuh dan siap menjadi kandidat guru profesional dalam karya nyata di tengah masyarakat, bangsa dan negara. Prosesi Wisuda yang dilaksanakan di STITMU tersebut merupakan yang ke-8 dalam sejarah STITMU, Bangkalan, Jawa Timur.
Rektor STITMU Modung, Bangkalan, Drs. H. Ach. Subaidi Affan M.Pd menyampaikan rasa bangganya kepada para wisudawan dan wisudawati. “Sejak saat itu para wisudawan telah resmi menjadi sarjana pendidikan, intelektual pendidikan, yang selanjutnya akan terjun ke masyarakat”.
Subaidi berpesan agar para wisudawan dan wisudawati pantang menyerah dalam meraih cita-cita dengan ilmu dan pengalaman yang diiringi do’a. “Saya berharap lulusan STITMU Bangkalan memiliki kepribadian yang prima sebagaimana yang dikembangkan yaitu : Iman dan taqwa, Kejujuran, Integritas dan komitmen, Professional dan berwibawa, Pendidik peduli, Gigih, arif dan bijaksana, Responsive, Inovatif dan kreatif, Kerjasama dan Unggul,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, DR. Ir. Zainal Abidin, MS dalam pidato ilmiahnya mengemukakan bahwa saat ini, Indonesia sedang mengalami krisis kekurangan guru. ”Karena itu, lulusan STITMU Modung, Bangkalan Jawa Timur khususnya masih mempunyai kesempatan untuk mengikuti proses penerimaan guru yang secepatnya dilakukan oleh pemerintah,” tuturnya.
Sementara Masruroh salah satu wisudawati STITMU Bangkalan saat ditemui media ini mengatakan, Saya mengucapkan terimakasih kepada kedua orangtua saya beserta seluruh keluarga saya yang telah memberikan dukungan terbesar berupa kepercayaan, dukungan moral dan juga spirit. Yang menjadikan saya senantiasa ingat bahwa saya ada di sini untuk melaksanakan amanah dari mereka. Ucapan terimakasih juga kepada seluruh pimpinan beserta jajaran serta dosen di lingkungan STITMU Bangkalan ini yang telah membimbing kami, untuk belajar dan telah menjadikan kami memiliki sebuah keluarga besar yang teramat kami cintai dan teramat kami bangga atasnya, ungkapnya.
Selain itu, lanjut Masruroh, Dunia Pendidikan kita mengenal istilah “belajar seumur hidup” atau “belajar tak pernah mengenal batas waktu”. Tak ada yang salah dengan ungkapan tersebut, namun nyatanya manusia yang sedang belajar memerlukan jenjang dan tahapan waktu untuk menandai seberapa besar kapasitas dirinya dalam bidang tertentu. Maka, lulus dengan menyandang gelar baru atas proses belajar adalah sebuah kepuasan pribadi yang tak ternilai kepuasannya. Menjadi wisudawan dan wisudawati bukanlah akhir dalam proses belajar, justru menjadi awal langkah baru untuk belajar banyak hal di masyarakat luas, katanya.
Bahkan lebih jauh Masruroh menekankan bahwa apa yang diperoleh pada hari ini, merupakan hasil kerja keras yang memerlukan pengorbanan, baik biaya, waktu, maupun pikiran. Segala pengorbanan tersebut tidak akan sia-sia karena akan berguna dan bermanfaat guna kemajuan yang akan diperoleh di masa depan. Namun yang lebih berat adalah usaha untuk membangun diri sendiri, membangun masyarakat, membangun Bangsa dan Negara, katanya. Achmad Rukka’is Sujud Al Fatihi/Arka/Far

Tidak ada komentar:
Posting Komentar